Dalam menjalankan influencer marketing, campaign report sangatlah penting untuk mengukur kinerja suatu campaign, dan menghitung ROI (Return of Investment) nya. Sangat disayangkan apabila sebuah brand menjalankan influencer marketing, tapi tidak mengetahui cara mengukur efektivitas dari campaign tersebut. Hal ini berlaku terutama kalau kalian memiliki anggaran yang terbatas untuk meningkatkan skala campaign.
Sebagai marketer, kalian harus bisa menguasai data pemasaran dan kinerja influencer campaign. Itulah mengapa sangat penting untuk membuat campaign report yang baik. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan mengajari kalian bagaimana cara mengukur efektivitas influencer campaign hingga membuat report-nya.
BACA JUGA: Menilik Tren Terbaru Influencer Marketing & Prediksi Tren Untuk Tahun 2024
Sebelum membuat influencer marketing report, kalian perlu mengetahui apa yang harus dilacak. Masukkan data-data metrik dan KPI (Key Performance Indicator). Perlu diingat bahwa melacak ROI influencer marketing bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
“Metrik yang penting” sangatlah bervariasi dari satu campaign ke campaign lainnya tergantung goal yang kalian tetapkan. Misalnya, jika fokus campaign kalian hanya sebatas untuk memproduksi konten dalam jumlah tertentu, maka KPI kalian harus mencerminkan hal tersebut. Sebagai gambarannya, berikut kami rangkum beberapa metrik paling umum terkait pengukuran influencer marketing.
Engagement atau keterlibatan mengacu pada interaksi media sosial seperti like, share, dan comment.
Hook engagement biasanya diletakkan di bagian depan atau tengah konten influencer TikTok dan Instagram.
Engagement menyorot titik interaksi audiens dan bagaimana konten kalian diterima oleh mereka. Semakin banyak interaksi berarti semakin banyak perhatian yang tertuju pada brand kalian.
Dengan menelusuri kolom komentar, menganalisa performa konten. Misalnya, membanjirnya komen positif menunjukkan bahwa kalian telah menyasar target audiens yang relevan. Kalian juga dapat mempelajari mengapa orang-orang tertarik dengan produk kalian dan apakah mereka berniat membelinya langsung.
Mengapa penting untuk menghitung engagement rate di media sosial? Engagement merupakan metrik penting yang akan memberi kalian perspektif baru tentang performa konten di media sosial. Tujuan utama dari media sosial adalah untuk membuat orang berinteraksi satu sama lain melalui konten. Jika konten kalian berhasil membantu media sosial mencapai goal tersebut, maka media sosial pun akan turut membantu kalian mencapai viralitas.
Engagement rate adalah satu-satunya metrik yang akan selalu memberi tahu kalian apakah konten-konten yang kalian sajikan sudah sesuai dengan audiens kalian atau belum. Meskipun relevan, engagement itu sendiri hanya menghitung reaksi yang kalian terima saat kalian berbagi konten, yakni berupa like, comment, share, dan lain-lain. Yang tidak diperhitungkan adalah jumlah audiens kalian.
BACA JUGA: Berapa Engagement Rate yang Bagus di Instagram?
Ini mengacu pada berapa banyak konten yang dibutuhkan untuk campaign kalian. Berapa banyak konten yang kalian peroleh dapat berkisar dari puluhan hingga ratusan (atau bahkan ribuan). Ini sangat tergantung pada faktor-faktor seperti:
BACA JUGA: What are the Differences Between Each Influencer Tier?
Jumlah konten yang dibuat adalah metrik utama yang dibutuhkan di influencer campaign report. Ini juga merupakan KPI media sosial yang sering diabaikan. Beberapa tim terobsesi untuk mengukur kinerja atau efektivitas dari suatu campaign saja. Namun terkadang jumlah konten dari kreator yang kalian peroleh bisa dibilang lebih penting daripada “hasil” postingan individual.
Pertimbangkan bagaimana kalian dapat menggunakan kembali konten campaign tersebut di seluruh marketing channel. Ini termasuk halaman produk, email, dan ads. Belum lagi konten untuk diposting di akun media sosial perusahaan kalian sendiri. Hal ini dapat meningkatkan nilai influencer campaign dan memaksimalkan kinerja konten yang telah dihasilkan.
Mengukur postingan yang diperoleh itu cukup mudah. Kalau kamu bekerja dengan beberapa konten kreator tertentu (atau membayar untuk setiap postingan), angkanya sebenarnya sudah ada di depan kalian. Nah, selanjutnya kalian tinggal memantau #hashtags dan @mention untuk mengetahui postingan influencer maupun konten buatan pengguna (User Generated Content/UGC).
Beberapa brand biasanya memiliki hashtag umum untuk memantau postingan yang diberi tag di Instagram. Mereka juga memiliki hashtag khusus campaign yang dikaitkan dengan postingan influencer di berbagai media sosial.
BACA JUGA: 225 Hashtag TikTok terviral dan 8 Praktik Terbaik Penggunaan Hashtag di TikTok
Traffic mengacu pada pengunjung situs web kalian yang datang dari influencer campaign. Tujuan akhir dari setiap marketing campaign tentunya untuk menghasilkan leads, bukan? Traffic adalah berapa banyak leads yang dikirim influencer ke situs kalian. Peningkatan traffic di situs atau halaman produk yang datang dari influencer campaign dapat menjadi indikator keberhasilan.
BACA JUGA: Lead Generation: 3 Cara Paling Efektif
Traffic mungkin tampak seperti metrik yang mudah dilacak. Dalam kebanyakan kasus memang demikian. Tetapi pada influencer marketing campaign, traffic menjadi hal yang agak rumit untuk diukur. Hal itu dikarenakan customer journey modern sama sekali tidak linier. Orang-orang biasanya akan beralih ke berbagai platform dan konten sebelum mengunjungi situs kalian.
BACA JUGA:
Beberapa pembeli mungkin langsung membuka postingan influencer dan menuju ke website kalian. Namun mayoritas? Mereka justru akan menelusuri media sosial, dan membaca review terlebih dahulu.
Meski demikian, influencer campaign adalah cara brilian untuk menjalin kontak dengan target audiens kalian. Traffic saja tidak bisa mengukur kinerja touchpoint tersebut.
Oleh sebab itu, kalian lebih baik melihat tren traffic selama dan setelah influencer campaign berlangsung. Melakukan hal ini membantu kalian memahami performa campaign secara menyeluruh. Misalnya, intip Google Analytics kalian untuk melihat dari mana traffic sosial kalian berasal.
Namun ingat, update Google Analytics baru - baru ini mungkin akan mempersulit pelacakan traffic sosial dalam waktu dekat.
Penjualan (sales) mengacu pada produk yang dibeli sebagai hasil campaign atau promosi influencer. Kami merekomendasikan brand untuk menganggap penjualan sebagai goal sampingan dari influencer campaign mereka.
Pasalnya, marketing campaign adalah tentang menghasilkan leads atau prospek. Influencer cenderung menarik leads berkualitas tinggi karena mereka benar-benar berbicara kepada target audiens kalian. Menghubungkan campaign dengan peningkatan penjualan dapat memastikan bahwa awareness campaign kalian berhasil.
Sama seperti traffic, mengukur penjualan influencer itu sulit. Apalagi untuk customer journey non-linier yang funnel-nya terkadang sulit dilacak.
Mengukur dampak influencer terhadap penjualan dapat dilakukan serupa seperti saat mengukur traffic situs. Kalian dapat melihat tren selama & setelah campaign berlangsung.
Beberapa platform seperti Shopify dapat menyediakan data sumber penjualan (berasal dari platform mana?).
Penjualan influencer bukanlah perbandingan yang sepadan dengan penjualan organik. Meski demikian, angka-angka ini bisa memberikan insight mengenai platform media sosial mana yang lebih menjanjikan dalam hal penjualan produk.
Mengetahui semuanya bisa kamu lacak, lantas apa saja hal - hal yang kerap menghambat pengukuran dan pembuatan influencer campaign report? Berikut adalah beberapa kendala umum yang kerap dialami oleh pihak brand.
Upaya pengukuran performa influencer marketing bergantung pada tujuan dan hasil yang diharapkan. Jika kamu atau stakeholder hanya berfokus pada penjualan organik, influencer campaign report akan jadi hal yang merepotkan. Meski jumlah penjualan memang tujuan utama dari bisnis, namun kamu juga tidak boleh mengabaikan ROI kualitatif, seperti social proof dan feedback positif dari audiens.
Adapula, metrik seperti engagement dan reach terkait langsung dengan goal brand awareness.
BACA JUGA: Cara untuk Meningkatkan Reach Instagram Secara Efektif
Dalam mengukur influencer campaign, kalian harus mengetahui ukuran pasar.
Coba pikirkan, bisakah kalian benar-benar menilai performa campaign hanya dengan beberapa postingan?
Itu sebabnya brand perlu memberikan waktu untuk campaign mereka berkembang.
Dengan begitu konten influencer kalian akan memiliki waktu untuk mencapai puncaknya dan kalian memiliki waktu untuk mengoptimalkan campaign. Umumnya, brand mendapatkan hasil terbaik dengan strategi always-on influencer yang melibatkan banyak konten kreator. Pikirkan ratusan postingan, bukan hanya segelintir.
Apakah 10.000 loop di TikTok itu “bagus?” Apakah 2% engagement rate di Instagram sudah memuaskan? Sulit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tanpa konteks. Itu sebabnya benchmarking penting. Berikut adalah hal - hal yang perlu kalian tanyakan kepada diri kalian untuk membuat KPI (benchmarking):
Misalnya, postingan organik kalian rata-rata memperoleh 200 views dan postingan influencer di niche kalian memperoleh 200.000+ views. Angka ini mungkin sudah bisa dibilang viral dalam niche tersebut.
Namun pada niche yang lebih kompetitif, angka tersebut mungkin biasa saja.
Inilah sebabnya membandingkan campaign antar bisnis sering kali seperti apel dan jeruk. Pengukuran performa influencer harus dilakukan melalui kacamata industri dan audiens khusus yang berada di niche kalian.
Disorganisasi dapat merusak influencer campaign yang paling menjanjikan sekalipun.
Sayangnya, data silos umum terjadi di perusahaan. Brand seharusnya melaporkan hasil dari campaign mereka secara konsisten, dan menyimpan data campaign tersebut di satu tempat.
Sifat media sosial yang serba cepat juga membuat metrik influencer dapat berubah dalam semalam. Konsistensi sangat penting dalam pengumpulan, pengawasan, dan pelaporan konten influencer campaign.
Inilah mengapa kalian membutuhkan influencer marketing platform seperti Slice, yang dapat menyimpan kumpulan metric penting influencer campaign kalian di satu tempat, bersamaan dengan konten - kontennya.
Spreadsheet adalah metode influencer campaign reporting yang tepat untuk banyak brand. Jika kalian tidak selalu mengandalkan platform atau database khusus, pasti kalian menggunakan Spreadsheet.
Berikut adalah contoh influencer campaign report menggunakan template buatan Slice:
Namun untuk bekerja dengan influencer dalam jumlah yang banyak, melacak influencer campaign dengan Spreadsheet bukanlah hal yang realistis.
Mungkin dengan Spreadsheet kalian bisa menghemat pengeluaran, tapi pertimbangkan jumlah waktu dan produktivitas yang hilang karena harus:
Ini hanyalah sedikit alasan mengapa Spreadsheet hanya berfungsi untuk brand yang mengelola beberapa influencer. Semakin banyak postingan yang kalian inginkan, maka akan semakin rumit pula proses reporting nya.
Sekali lagi, ini hanyalah sedikit alasan kalau kalian sebaiknya memanfaatkan influencer marketing platform untuk menjalankan aktivitas influencer marketing kalian.
BACA JUGA: Cara Membuat Strategi Social Media Marketing yang Efektif
Dari menilai “kesuksesan” hingga memahami ROI, memvalidasi data influencer marketing campaign kalian adalah hal yang harus dilakukan.
Hal ini baik dilakukan guna mengoptimasi campaign yang sedang berjalan, ataupun mengumpulkan data untuk dipresentasikan ke stakeholder agar mendapat lebih banyak dukungan dalam meningkatkan skala campaign.
Apakah kamu ingin mempermudah reporting untuk aktivitas influencer marketing dan mendapatkan report yang akurat? Slice benar-benar bisa membantumu dalam hal ini.
Platform Slice menawarkan fitur campaign report yang bisa diakses dengan akun agensi. Slice mempermudah pengambilan semua data yang kamu butuhkan di segala platform, mulai dari status konten (pending / posted), hingga performa engagement nya. Semua kinerja influencer kalian, semuanya berada di satu tempat.
Kami menghilangkan keraguanmu dalam akurasi data dan perpindahan platform. Oh, dan tidak ada lagi spreadsheet! Fitur Slice yang canggih juga akan memastikan bahwa semua konten dapat dilacak dan diposting tepat waktu.
Dalam influencer marketing, campaign report merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah brand untuk mengukur kinerja suatu campaign dan juga menghitung ROI (Return of Investment). Sebagai brand yang ingin mengembangkan bisnis lewat influencer marketing, kalian harus memahami betul bagaimana cara membuat report (laporan) sekaligus mengukur efektivitas dari influencer campaign.
Pengukuran efektivitas influencer campaign ini terdiri dari beberapa metrik penting, mulai dari engagement rate, jumlah postingan yang dibuat oleh konten kreator maupun UGC, traffic ke situs web, hingga angka penjualan. Semua metrik tersebut harus dihitung secara seksama untuk mengetahui apakah kalian telah mencapai target dari influencer marketing campaign yang dilaksanakan.