Tak bisa dipungkiri, selama dua hingga tiga tahun terakhir podcast menjadi salah satu alternatif konten yang diminati di dunia. Perlahan tapi pasti, podcast mengimbangi dan melebihi konten foto dan video. Oleh karena itu sekarang ini banyak bermunculan podcaster-podcaster baru yang mulai rajin bikin konten.
Secara bahasa, pengertian podcast adalah sebuah rekaman audio yang bisa didengarkan secara on demand dengan koneksi internet. Sebelum ramai di Indonesia, podcast sudah terlebih dahulu populer di negara-negara barat seperti Amerika Serikat.
Saat masuk ke Indonesia, podcast awalnya memang cenderung berwujud audio, namun seiring bertumbuhnya popularitas podcast, kini video podcast juga sudah cukup lazim disebut dengan podcast. Jadi secara umum di Indonesia podcast bisa berwujud audio maupun video. Selama kontennya masih berwujud dialog atau seperti talk show.
Pada 2019 di awal-awal mulai munculnya podcast di Indonesia, lini konten yang satu ini masih dianggap hanya pengisi waktu luang para konten kreator. Banyak kreator membuat konten dalam format yang berbeda, namun secara ekonomi belum bisa benar-benar menjual.
Meski demikian perlahan tapi pasti muncul kreator-kreator lokal yang tetap rutin membuat podcast. Karena minimnya persaingan di ranah podcast, kanal - kanal seperti Podkesmas, Podcast Raditya Dika (PORD), hingga Podcast Awal Minggu memiliki pendengar yang cukup banyak.
Fenomena tersebut memantik banyak kreator baru untuk turut serta membuat podcast dengan tema yang beragam. Oleh karena itu tak butuh waktu lama, keragaman konten di podcast audio bisa menyaingi keragaman konten video. Semenjak saat itu pendengar dan podcaster pun tumbuh dengan pesat.
Kemunculan podcast di Indonesia mengalami pertumbuhan semenjak sebelum pandemi, sekiranya pada awal 2019 hingga 2021. Menurut Gautam Talwar, General Manager Spotify Asia Pasifik, semenjak peluncuran podcast di Spotify Indonesia pada 2019, ada pertumbuhan lima kali lipat dalam jumlah konsumsi podcast. Pertumbuhan tersebut mencakup kreator lokal dan tentunya pendengarnya.
Selain itu, berdasarkan data GlobalWebIndex (GWI) hingga kuartal ke-III 2021, Indonesia menjadi negara kedua dengan pendengar podcast terbanyak di dunia. NKRI memiliki 35,6% dari total pendengar podcast di dunia. Hanya Brasil yang mampu mengungguli Indonesia dengan 37%.
Dari tumbuhnya podcaster dan meningkatnya pendengar secara pesat, maka ekosistem bisnis dalam dunia podcast pun turut berkembang. Berdasarkan riset dari PricewaterhouseCoopers pada 2020, pendapatan iklan podcast secara global bisa mencapai US$1,825.3 juta atau lebih dari Rp13 triliun. Jumlah tersebut diproyeksikan bakal terus bertambah setiap tahunnya.
Dari fenomena dan data yang ada, kamu para konten kreator seharusnya sudah atau mulai melirik untuk bikin podcast. Berkonten dengan format podcast bisa menambah pilihan bentuk konten dari yang biasa kalian buat, hal itu tentunya akan memperluas jangkauan penikmat konten-konten kalian.
Apabila kalian sedang dalam proses untuk membuat podcast, maka kalian harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Secara umum membuat podcast tidak serumit membuat konten video, oleh karena itu kalian para pemula bisa lebih mudah untuk membuat podcast.
Meski bisa dilakukan langsung menggunakan handphone atau mikrofon headset, namun membuat podcast dengan hanya dua alat tersebut kurang disarankan. Karena nanti hasilnya akan kurang sempurna dan tidak akan menarik pendengar. Daya tarik utama dari podcast adalah audionya, kalau dari awal audio sudah tidak berkualitas, maka silahkan mengucap selamat tinggal kepada para pendengar. Oleh karena itu, di bawah ini beberapa alat yang dibutuhkan untuk bikin podcast berkualitas.
Sepemula apapun kalian, sebaiknya mulailah menggunakan podcast dengan mikrofon kondensor. Kalian tak harus membeli produk-produk unggulan, mulailah dengan membeli mikrofon kondensor sesuai kemampuanmu.
Mikrofon kondensor akan merekam suara dengan lebih jelas dan jernih, sehingga nanti saat proses editing, suara yang dikeluarkan masih bulat dan tidak rusak saat diproses atau diberi efek.
Kalau masih memungkinkan, akan lebih baik kamu menggunakan pop filter. Alat ini berfungsi untuk menyaring noise atau suara-suara tak diperlukan selama rekaman. Hasilnya suara kalian akan lebih padat dan jelas.
Headphone merupakan alat tambahan yang wajib ada dalam produksi podcast. Selain untuk memaksimalkan komunikasi saat produksi, headphone juga akan sangat membantu saat proses editing.
Kalau kalian melakukan editing tanpa headphone, bisa jadi kalian akan melewatkan sebuah detail dalam podcast tersebut. Tanpa headphone kalian juga akan lebih kesulitan untuk menentukan kualitas audio sudah layak tayang atau belum.
Meski zaman sekarang sudah ada berbagai aplikasi editing podcast yang tersedia untuk handphone, namun secara hasil akan tetap lebih baik kalau produksi dan editing dilakukan menggunakan laptop maupun desktop.
Baik laptop maupun desktop sama-sama sudah bagus untuk memproduksi podcast, tinggal kalian sesuaikan kebutuhan, untuk orang-orang dengan mobilitas tinggi mungkin laptop lebih cocok.
Meskipun alat-alat tersebut di atas sudah digunakan, hasil produksi podcast belum bisa maksimal apabila kalian tidak menggunakan software audio editing. Pilihlah software sesuai kemampuan dan kebutuhan kalian.
Software audio editing bisa membuat file audio menjadi lebih bagus dan lebih enak didengar. Suara-suara yang mungkin sebelumnya kurang maksimal bisa diperjelas menggunakan berbagai software.
Setelah menyediakan semua alat tersebut di atas, secara teori kalian sudah bisa mulai memproduksi dan mengedit sebuah podcast, namun ada tips dan teori-teori yang seharusnya kalian kuasai sebelum mulai bikin podcast.
Slice akan nge-spill rahasia kesuksesan Podkesmas dari sudut pandang salah satu personelnya, yaitu Imam Darto. Sama-sama diketahui, Podkesmas merupakan salah satu grup kreator podcast yang sangat sukses dan disukai banyak pendengar.
Imam Darto berbagi tips mengenai memulai podcast untuk pemula saat dirinya menjadi bintang tamu podcast Slice bertajuk Full Disclosure. Dalam kesempatan tersebut anggota klub motor Prediksi itu menegaskan dalam membuat podcast ya harus memperhatikan kualitas audio. Dia menegaskan kalau peralatan produksi harus sesuai sejak awal.
Selain itu, durasi podcast juga merupakan hal penting untuk diperhatikan. Jangan sampai membuat podcast dengan durasi terlalu panjang, atau terlalu pendek. Imam Darto mengibaratkan durasi yang cocok itu seperti orang menaiki bus saat mau ke kantor.
Misalnya waktu tempuh dibutuhkan adalah 20-30 menit, berarti durasi podcast yang bagus adalah di bawah itu, antara 15 menit hingga 25 menit. Intinya orang bisa mendengarkan podcast secara nyaman saat di dalam bus. Mereka tak perlu mem-pause podcast saat harus turun bus karena satu episode tersebut belum selesai.
Terkait isi konten yang disukai, Imam Darto bercerita pengalamannya saat awal-awal memulai Podkesmas. Dia bercerita waktu itu materi podcast tidak disusun secara ketat atau terlalu rumit. Dia hanya menjadikan Podkesmas sebagai momen healing setelah mengikuti berbagai aturan ketat saat di radio maupun televisi. Oleh karena itu Podkesmas dijadikan sebagai ajang curhat saja. Karena konten yang jujur itu malah menjadikan Podkesmas disukai dan cepat viral.
Dari situ Imam Darto berpesan kepada podcaster pemula atau yang baru mau mulai, intinya mulai saja dulu. Tuangkan kreativitas dulu tanpa mengharap timbal balik. Jangan langsung berharap podcast akan langsung ramai, apalagi berharap langsung balik modal, intinya mulailah berproses.
Dalam podcast Full Disclosure itu Imam Darto memberikan cukup banyak tips dan trik untuk memulai podcast. Kalau kalian penasaran, langsung saja tonton videonya di bawah ini.
Full Disclosure merupakan podcast dari Slice yang tayang di Youtube Slice Group. Podcast tersebut membahas berbagai hal terkait dunia per-konten-nan dan influencer. Kalau kalian suka dengan tema-tema tersebut langsung saja cek YouTube-nya dan subscribe Slice Group.
Tips menjaga kesehatan mental, menjadi lebih profesional, upskilling content creation, dan banyak lagi.
Email Address
Subscribe
Thank you!