Entah itu brand kecantikan seperti Sea Makeup yang menjadi viral di TikTok dengan tips tata rias mereka untuk generasi boomer, atau influencer seperti Tasya Farasya dan Lizzie Parra yang meluncurkan brand kecantikan mereka sendiri—hubungan antara produk kecantikan dan influencer sudah ada sejak lama.
Konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli produk kecantikan, tetapi dengan meningkatnya produk cruelty-free dan penekanan pada skincare, mereka berpikir dua kali sebelum membeli produk yang digunakan untuk kulit mereka. Selain menciptakan produk yang hebat, brand kecantikan perlu memasarkan produk mereka dengan engage pada target audiens, membangun awareness dan kredibilitas, serta meningkatkan penjualan.
Apakah kamu akan membeli concealer mahal dari iklan brand itu sendiri atau rekomendasi dari seseorang yang kamu follow, percayai, dan lihat sebagai inspirasi? Jawabannya jelas.
Disinilah kalian membutuhkan influencer marketing.
Karena kecantikan merupakan salah satu industri yang paling berkembang dalam influencer marketing, ada peluang besar bagi brand kecantikan untuk memanfaatkan keunggulan ini dan menghasilkan awareness dan penjualan produk produk mereka.
Ayo simak!
Daftar Isi
Beauty influencer atau influencer kecantikan adalah pembuat konten media sosial yang secara konsisten membuat konten seputar kecantikan, memiliki followers yang engage, dan bekerja keras membangun hubungan dengan audiensnya.
Konten beauty influencer mulai dari ulasan produk dan tips-tips praktis hingga fakta dan tutorial yang belum populer. Audiens mereka memercayai mereka karena pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang mereka tunjukkan melalui konten di bidang tersebut. Hal ini menjadikan mereka saluran pemasaran yang sempurna bagi brand kecantikan untuk menjangkau audiens mereka pada tingkat yang lebih intens.
Brand berkolaborasi dengan para influencer melalui berbagai campaign seperti postingan bersponsor, giveaway, tutorial, dan event. Berikut adalah cara influencer Heidiana Tjahjadi mempromosikan produk foundation terbaru Estee Lauder.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Heidiana Tjahjadi (@heidianatjahjadi)
Jenis konten promosi produk kecantikan tidak sama untuk semua influencer.
Thuy Le adalah contoh lainnya. Ia adalah influencer kecantikan yang tinggal di London dengan lebih dari satu juta pengikut di Instagram. Kontennya merupakan gabungan antara beauty, fashion, juga travelling, dan ia sering mempromosikan produk brand-nya dengan cara yang sangat kreatif.
Contohnya konten yang satu ini, dimana ia memperlihatkan dirinya menggunakan maskara dengan cara yang sangat menyenangkan. Konten ini pun menghasilkan engagement yang tinggi.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Thuy Le (@xthuyle)
Mulai dari brand kecantikan yang sedang naik daun seperti Judydoll Indonesia yang bereksperimen dengan mikro-influencer , hingga raksasa industri seperti Estee Lauder—yang menghabiskan 75% budget marketing untuk influencer marketing—brand kecantikan di berbagai ukuran perusahaan dan budget marketing begitu mengandalkan influencer.
Berikut adalah beberapa alasan lain mengapa kamu harus menggunakan influencer marketing untuk brand kecantikanmu:
BACA JUGA: Bagaimana Influencer Mempengaruhi Perilaku Konsumen di 2024
Karena begitu banyak brand kecantikan yang mengandalkan influencer marketing dan terlalu banyak influencer yang dapat dipilih, mungkin membingungkan untuk memutuskan di mana harus memulai membuat strategi. Kami telah melakukan pekerjaan ini untukmu dan membuat roadmap 5 langkah yang bisa kalian lakukan mulai hari ini:
Pembeli produk kecantikan bukanlah orang yang melakukan pembelian impulsif.
Mengapa? Karena jika sesuatu yang kamu beli akan memengaruhi penampilan, dan perasaanmu, maka kamu mungkin akan berpikir dua kali sebelum menekan tombol beli dibandingkan saat membeli sepasang kaus kaki.
Penting untuk memahami konsumenmu sebelum mencari influencer dan membuat konten. Dengan cara ini, kamu bisa membentuk konten dan cara kamu menampilkan brand berdasarkan preferensi, minat, dan pemicu pembelian.
Selain pertanyaan dasar seperti demografi dan daya beli target audiens, jawablah pertanyaan-pertanyaan seperti:
Kamu bisa mendapatkan informasi ini dengan melakukan survei untuk mendapatkan opini massa atau wawancara 1-1 untuk membuat persona audiens—representasi dari konsumen idealmu. Kamu juga bisa menggunakan tools riset audiens seperti Sparktorro untuk mengetahui lebih lanjut tentang preferensi pembelimu.
Ingat: Sebagai brand kecantikan, cara kamu menyajikan konten lebih penting daripada apa yang kamu sajikan karena kamu menetapkan beberapa standar kecantikan dengan setiap konten yang kamu publikasikan. Jadi, pastikan kamu menyadari titik lemah, rasa tidak nyaman, atau hal - hal lain yang tidak disukai audiens guna menghindari kesalahan.
Esmi Skin Minerals adalah contoh yang bagus. brand perawatan kulit dan kecantikan ini sebagian besar menyasar konsumen produk kecantikan Australia karena lebih dari 5,3 juta wanita Australia membeli kosmetik dalam enam bulan.
Selain itu, alih-alih mengandalkan influencer marketing untuk mendorong penjualan, mereka juga memanfaatkannya untuk mempromosikan brand advocacy dengan berkolaborasi bersama pemain tenis Australia ,Ash Barty dan YouTuber kebugaran, Sarah's Day. Untuk melakukannya, tentunya mereka harus terlebih dahulu memahami segmen audiens mana yang akan mereka targetkan, siapa yang menginspirasi audiens tersebut, dan cara mempromosikan brand advocacy, untuk menjangkau khalayak lebih luas, serta meningkatkan penjualan.
I couldn’t be more excited to join the Esmi Skin Minerals family. Supporting an Australian company who do amazing things for women was a no brainer. Watch this space for pictures of me in a charcoal mask...definitely out of my comfort zone!! #esmiskinminerals #esmiambassador pic.twitter.com/1QgxuEqaoQ
— Ash Barty (@ashbarty) July 12, 2020
Jika dipikirkan, langkah ini bisa semudah membuka Instagram atau TikTok, mencari dan membuat daftar beauty influencer paling populer, menghubungi mereka, dan selesai. Namun realitanya, ini tidak bisa bekerja semudah itu.
Setelah memahami konsumen dan target audiens, kamu akan menyadari bahwa mereka memiliki preferensi jenis konten tertentu. Karena ada korelasi positif antara brand kecantikan dan influencer, penting untuk membuat checklist kriteria dan memilih siapa yang pantas untuk kamu ajak bekerja sama.
Berikut adalah beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan saat memilih influencer kecantikan:
Bentuk target audiene sebaik mungkin untuk mendongkrak kinerja pemasaran bisnis kalian!
Gratis untuk 1,000 subscriber pertama!
Email Address
Subscribe
We respect your privacy.
Thank you!
Saat ini, beauty influencer tidak hanya membuat tutorial make up dengan produk yang diberikan oleh brand kecantikan. Mereka juga membagikan konten kehidupan sehari-hari mereka agar tampak autentik. Penonton menghargai persimpangan antara gaya hidup, kecantikan, dan kesehatan yang tidak tampak dibuat - buat ini.
Jadi, masukkan influencer yang beragam dalam daftarmu, mulai dari jenis konten, jenis kelamin, latar belakang, maupun warna kulit yang berbeda. Ini juga akan membantu audiensmu melihat bagaimana produkmu terlihat pada berbagai jenis kulit, sehingga membuat brand kamu lebih inklusif dan menjadi pemenang di mata pengguna.
Jika seseorang mengajakmu bekerja sama, apakah kamu akan langsung menelepon atau membalas email yang mereka kirim ke 50 orang lainnya? Tentu tidak; jadi jangan lakukan hal yang sama dengan para influencer.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus kamu lakukan untuk menghubungi dan mendapatkan respons dari seorang beauty influencer:
Cara kamu menulis email dan berinteraksi dengan konten menunjukkan banyak hal tentang brand-mu. Perhatikan persepsi brand dan kesan pertama yang bisa kamu buat, karena ini akan memainkan peran penting dalam mengubah kolaborasi satu kali menjadi kemitraan jangka panjang.
BACA JUGA: Cara Endorse Selebgram Beserta Contoh Kalimat yang Bisa Kamu Pakai
Setelah menerima respons dari seorang beauty influencer dan memastikan kesepakatannya telah sesuai, saatnya menetapkan beberapa aturan.
Bukan rahasia lagi bahwa influencer marketing adalah pekerjaan dua arah antara brand dan influencer. Untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan sang influencer, kamu memerlukan kontrak atau peraturan yang merincikan alur kerja sama beserta ketentuannya. Dengan begitu kalian bisa meminimalisir kesalahpahaman.
Sayangnya, sekarang ini email atau kesepakatan virtual tidaklah cukup. Kalian memerlukan tanda tangan dari kedua belah pihak, jadi buatlah kontrak influencer (templat kontrak ada di dalam artikel).
Kontrak influencer-mu harus mencakup:
Meski hal ini mungkin terdengar seperti formalitas yang tidak diperlukan, terutama saat kamu baru memulai influencer marketing, namun membuat kontrak ini akan sangat kamu perlukan untuk menjaga rekam jejak, dan melindungimu dari hal buruk, seperti perselisihan dengan mitra influencer.
Tak perlu melibatkan seluruh tim marketing. kamu hanya perlu memiliki satu orang yang dapat mengelola semuanya mulai dari orientasi, menjawab pertanyaan, membantu pembuatan konten, membantu menemukan ide, dan mendapatkan persetujuan konten dari Chief Markting Officer (atau siapa pun yang bertanggung jawab) sebelum konten ditayangkan.
Ini akan membantumu mencegah alur pembuatan konten yang berbelit - belit, dan melancarkan proses kolaborasi, sehingga melahirkan hubungan yang baik diantara kedua belah pihak.
Kamu tidak bisa mendapatkan hasil signifikan dengan influencer marketing campaign-mu tanpa memberi mereka brief yang tepat.
Ini mencakup scope of work (SOW) lengkap yang dapat memandu mereka dalam membuat konten, sehingga mereka tidak perlu kebingungan dan menghabiskan banyak waktu dalam mengedit atau merekam ulang konten hingga sempurna. Ini juga akan mempercepat proses pembuatan konten.
Selain itu, semakin rinci brief yang kamu buat, maka akan semakin efektif pula brief tersebut dalam membantu influencer membuat konten yang sesuai dengan kebutuhanmu, sehingga kamu memperoleh hasil lebih cepat.
Idealnya, ringkasan campaign harus mencakup:
Ingat: ringkasan campaign ini dimaksudkan untuk memberi landasan bagi para influencer untuk berpikir tentang jenis konten yang harus mereka buat, bukan secara khusus mendikte apa yang harus mereka rekam atau bagaimana mereka harus membuat konten.
Memberikan influencer kebebasan dan ruang kreatif mereka adalah hal yang penting untuk memastikan pengetahuan, keahlian, dan konten mereka dapat bersinar.
Jika kamu tidak memiliki cara untuk melacak performa influencer marketing campaign-mu, maka kamu hanya akan menembak - nembak anak panah dalam kegelapan. Kamu perlu mengetahui bagaimana hasil dari upaya campaign yang kamu jalankan, dan bagaimana audiens bereaksi terhadap konten. Insight ini nantinya bisa kamu gunakan untuk menghilangkan apa yang tidak berhasil dan memperkuat apa yang berhasil.
Untuk itu, kamu perlu menetapkan beberapa key performance indicator (KPI) sebelum mulai menjalankan campaign. Indikator ini bervariasi tergantung pada tujuan dan target campaign-mu, namun biasanya mencakup reach, click, sales (melalui link tracker UTM), conversion rate, dan engagement rate.
Kamu bisa menggunakan tools seperti Slice untuk mengevaluasi kinerja campaign-mu setiap saat secara real-time tanpa harus meminta insight konten dari sang influencer.
Kemudian, kamu dapat mengubah data ini menjadi insight untuk mengevaluasi strategi influencer marketing guna meningkatkan performanya, mulai dari format yang disajikan, jenis konten dibuat, hingga cara mengkomunikasikan brand value kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya: Influencer Marketing Report Template – Mengukur Efektivitas Campaign
Media sosial akan terus berkembang di dunia digital ini.
Setiap hari, platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube membangun minat audiens terhadap konten dan memperkenalkan lebih banyak cara bagi konten kreator dan influencer untuk berinteraksi dengan audiens mereka.
Pasar kosmetik global diproyeksikan mencapai $463 miliar di tahun 2027. Mengingat maraknya brand kecantikan dan banyaknya pilihan yang tersedia bagi konsumen, kamu akan memerlukan cara untuk menonjol dari yang lain, membangun kredibilitas, dan mendorong penjualan melalui media sosial—dan influencer marketing dapat membantu kamu dalam hal ini.
Gunakan artikel ini sebagai referensi dalam membangun strategi influencer marketing, menyebarkan brand awareness, menjangkau audiens yang tepat, dan menghasilkan pendapatan selagi membangun kredibilitas.
Dan tentu saja, jika kamu memerlukan bantuan dengan hal-hal di atas; Slice akan selalu siap untuk berdiskusi !