Sulitnya Menangani Kontrak Influencer Secara Manual
Sebagian besar influencer media sosial telah mengembangkan hubungan yang bermakna dengan followers mereka secara organik. Brand melihat ini sebagai peluang untuk mendatangkan pelanggan baru dengan bermitra bersama mereka. Mereka memanfaatkan hubungan yang dimiliki influencer dengan audiensnya dan mulai menyusun marketing campaign yang mampu mendatangkan banyak pelanggan baru.
Faktanya, lebih dari separuh marketer (51%) melaporkan bahwa influencer marketing membantu mereka menarik pelanggan berkualitas tinggi. Sebagai talent manager, tugasmu tidaklah sebatas mengajak influencer untuk bekerja sama, namun juga menjaga hubungan yang baik dengan mereka, memastikan engagement berkelanjutan, memfasilitasi partnership, dan mencocokkan influencer yang tepat dengan brand yang selaras dengan audiens, nilai, dan tujuan mereka untuk mendapatkan dampak yang maksimal.
Setiap influencer memiliki rate card, ketentuan kontrak, jenis konten, dan jadwal pembayaran yang berbeda - beda, yang sering kali dapat menimbulkan kerumitan bagimu ketika mengelola tanggung jawab dan kewajiban hukum mereka.
Jika kerumitan ini terlalu menyulitkan buatmu, maka kamu wajib menggunakan software manajemen kontrak yang dapat menyederhanakan seluruh proses mulai dari perekrutan influencer hingga pembayarannya.
Software manajemen kontrak akan membantumu mengelola kontrak influencer marketing dengan mudah. Kamu dapat menyederhanakan dan mengotomatisasi tugas-tugas utama seperti membuat kontrak, melacak hasil akhir, berkomunikasi, dan memproses pembayaran, sehingga memudahkan pengelolaan kerja sama dengan influencer secara lebih efisien.
Kekurangan Mengelola Kontrak Influencer Secara Manual
Sebagai seorang talent manager, mengelola kontrak influencer secara manual dapat menjadi proses yang rumit dan memakan waktu bagi kalian. Berikut beberapa tantangan yang dihadapi oleh talent manager yang mencoba mengelola talent mereka tanpa bantuan software manajemen kontrak:
Negosiasi Kontrak: Bernegosiasi dengan influencer bisa jadi sulit jika kamu mengelola kontrak influencer secara manual. Kamu akan memerlukan beberapa revisi pada jenis konten, tenggat waktu, dan upah, yang bisa membingungkan tanpa sistem terpusat. Melacak revisi secara manual dapat mengakibatkan pembaruan yang hilang atau perubahan yang terlewatkan, dimana ini dapat berujung pada perselisihan. Selain itu, komunikasi yang terpecah - pecah di berbagai saluran seperti email dan telepon membuatmu kesulitan menjaga transparansi, yang menyebabkan miskomunikasi, dan keterlambatan dalam menyelesaikan kewajiban
Masalah Kepatuhan dan Hukum: Mengelola kontrak influencer secara manual dapat menimbulkan risiko pelanggaran hukum bagi kamu, dan klien. Brand dapat menghadapi tuntutan hukum atau denda jika mereka mengabaikan klausul penting, seperti pengungkapan atau hak kekayaan intelektual. Sulit untuk mengikuti aturan hukum secara konsisten tanpa menggunakan template standar atau pemeriksaan otomatis, terutama saat menangani kontrak di berbagai wilayah dengan hukum yang berbeda-beda. Kurangnya konsistensi ini meningkatkan kemungkinan timbulnya masalah hukum.
Ketidaksesuaian Pembayaran: Melakukan pembayaran yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk menjaga hubungan yang kuat dengan influencer, tetapi menangani pembayaran secara manual kerap menimbulkan kesalahan dan penundaan. Tanpa otomatisasi, sulit untuk melacak jadwal pembayaran, bonus, dan penalti, yang dapat menjadi masalah. Miskomunikasi atau kesalahan dalam pelacakan manual dapat menyebabkan nominal yang salah, merusak citra brand, dan membuat influencer cenderung tidak mau bekerja sama lagi dengan brand tersebut di masa mendatang.
Melacak Kedaluwarsa dan Pembaruan Kontrak: Melacak masa berlakunya kontrak influencer secara manual sangatlah rawan kesalahan, yang mengakibatkan tenggat waktu kerap terlewat dan campaign terganggu. Tanpa pengingat otomatis, brand mungkin akan mengabaikan kontrak, yang menyebabkan tertundanya pembaruan atau sama sekali tidak terlaksana. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan influencer yang berharga dan peluang untuk menegosiasikan kembali ketentuannya, yang berdampak pada kolaborasi di masa mendatang dan menurunnya reputasi brand.
Monitoring Kinerja: Kontrak influencer sering kali menyertakan metrik kinerja seperti jumlah postingan, engagement, dan KPI campaign. Mengelola kontrak secara manual membuat tracking hasil dan kinerja menjadi sulit, yang menyebabkan KPI terlupakan dan postingan tertunda. Tanpa pelacakan yang jelas, brand akan kesulitan menilai ROI (Return of Investment), yang mempersulit keputusan investasi terhadap influencer marketing yang berkelanjutan.
Kerugian Menggunakan Kontrak Manual dalam Influencer Campaign
Mengelola kontrak secara manual berdampak negatif pada keseluruhan kinerja influencer campaign dengan menyebabkan keterlambatan, menambah beban administratif, dan menyebabkan kesalahan. Ketidakefisienan ini memperlambat pelaksanaan campaign, menghambat skalabilitas, dan menodai hubungan dengan influencer, yang pada akhirnya berdampak negatif pada pertumbuhan bisnis. Hambatan utama lainnya dari mengelola kontrak secara manual untuk kampanye influencer kalian meliputi:
Skalabilitas influencercampaign: Mengelola kontrak secara manual tanpa sistem otomatis menyebabkan kesalahan, keterlambatan, dan inkonsistensi, yang memperlambat perekrutan influencer baru dan menghambat skalabalitas campaign. Hal ini menghambat ekspansi bisnis dengan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya dari aktivitas pertumbuhan inti ke masalah terkait kontrak.
Hubungan yang buruk dengan Influencer: Penanganan kontrak yang buruk dapat menimbulkan perdebatan dengan influencer. Keterlambatan dalam persetujuan kontrak atau masalah pembayaran dapat merusak kepercayaan dan membuat influencer cenderung tidak mau bekerja sama lagi di masa yang akan datang. Hal ini melemahkan hubungan brand dengan influencer, yang sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dalam influencer marketing.
Peningkatan biaya operasional & risiko: Mengelola kontrak secara manual dapat meningkatkan biaya operasional dan risiko. Bisnis harus mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk menangani dokumen, yang menyebabkan biaya administrasi yang lebih tinggi. Proses manual juga meningkatkan risiko ketidakpatuhan hukum dan deadline yang terlewat, sehingga menambah biaya dan risiko berkelanjutan bagi bisnis.
Ketentuan kontrak yang tidak konsisten: Saat mengelola kontrak influencer secara manual, ketentuan dan syarat dapat berubah - ubah setiap waktu. Variasi dalam bahasa kontrak atau klausul yang terlewat menciptakan kebingungan dan ketidakselarasan antara brand dan influencer. Inkonsistensi ini menyebabkan kesalahpahaman, perselisihan, atau bahkan komplikasi hukum, yang menunda berjalannya campaign dan mengikis kredibilitas brand di mata influencer.
Tracking dan reporting kinerja yang kompleks: Proses kontrak manual sering kali kurang transparan dan trackingnya kurang real-time, sehingga sulit untuk memantau pencapaian kontrak dan kinerja influencer secara efektif. Hal ini akan mempersulitmu untuk menilai keberhasilan campaign, melacak status pembayaran, dan menyesuaikan ketentuannya jika diperlukan. Tidak adanya reporting yang efisien dapat menyebabkan hilangnya peluang untuk mengoptimalkan campaign dan memaksimalkan ROI, yang pada akhirnya membatasi dampak kemitraan influencer terhadap pertumbuhan bisnis.
Manfaat Software Manajemen Kontrak
Manajemen kontrak yang efektif meminimalkan risiko dan menjaga hubungan yang kuat dengan para influencer. Proses manual dalam membuat dan menyimpan catatan dapat menyebabkan inefisiensi, kesalahan, dan delay oleh talent manager, karena mereka harus fokus pada beberapa kontrak dengan klausul dan ketentuan yang berbeda.
Sedangkan software manajemen kontrak yang sistematis memungkinkan talent manager untuk memasukkan aktivitas manajemen kontrak secara digital dan mengurangi beban tugas manual dan kemungkinan risiko pelanggaran hukum. Berikut ini manfaat utama menggunakan software manajemen kontrak.
Visibilitas dan aksesibilitas kontrak yang lebih baik: Software manajemen kontrak menyediakan platform terpusat tempat semua kontrak disimpan, sehingga memudahkan tim untuk menemukan, meninjau, dan mengelola kontrak kapan saja. Aksesibilitas ini mendukung pekerjaan jarak jauh dan memastikan semua individu yang terlibat dapat mengakses dokumen penting saat dibutuhkan.
Peningkatan efisiensi dan penghematan waktu: Fitur otomatisasi dalam software manajemen kontrak menyederhanakan proses seperti persetujuan kontrak, tracking, dan pembaruan. Dengan mengurangi tugas administratif manual, software ini membantu organisasi menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas, sehingga tim dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis.
Kepatuhan dan manajemen risiko: Software manajemen kontrak membantu bisnis memastikan kontrak mematuhi semua standar hukum dan ketentuannya. Pemeriksaan kepatuhan otomatis dan pengingat untuk tanggal-tanggal kontrak penting meminimalkan risiko, membantu menghindari pelanggaran yang merugikan, tenggat waktu yang terlewat, atau denda.
Analisis dan reporting yang lebih baik: Software ini memungkinkan talent manager memperoleh insight berharga tentang kontrak mereka dan melacak metrik kinerja seperti nilai kontrak, tingkat pembaruan, dan kepatuhan. Insight berbasis data ini membantu manajer membuat keputusan yang tepat dan mengoptimalkan strategi kontrak influencer.
Pengurangan biaya: Dengan bantuan otomatisasi dan template standar, software manajemen kontrak mengurangi kebutuhan akan tinjauan hukum dan pekerjaan administratif secara manual, sehingga menghasilkan biaya hukum yang lebih rendah. Selain itu, pemberitahuan tepat waktu untuk pembaruan dan deadline mencegah denda yang mahal, sehingga berkontribusi pada penghematan biaya secara keseluruhan.
Slice adalah platform influencer marketing tangguh yang dirancang untuk menyingkirkan kerumitan administratif dalam manajemen influencer. Platform Slice memungkinkan kamu untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan manajemen kontrak, sehingga memudahkan peninjauan dan persetujuan kontrak dengan para pihak yang terkait.
Slice menyederhanakan alur pembayaran, perpajakan, dan reporting dalam kegiatan influencer marketing. Lewat fitur Slice Electronic Contract, kamu bisa tanda tangan banyak kontrak sekaligus, mengunggah template kontrak dengan mudah, menguraikan scope of work dengan cepat, serta melakukan kustomisasi termin pembayaran.
Mengelola kontrak influencer secara manual dapat menimbulkan kerumitan dan tantangan hukum yang tidak perlu serta menghambat hubungan antara brand dan influencer, yang pada akhirnya berdampak pada keberhasilan upaya marketing.
Kamu perlu memanfaatkan solusi yang dapat menghilangkan kerumitan dalam mengelola kontrak influencer secara manual, namun tetap dapat secara aktif mengawasi para influencer yang harus kamu kelola. Slice adalah salah satu alat yang membuat pengelolaan influencermarketing menjadi lancar dan efisien, sehingga dapat membantumu untuk fokus dalam peningkatan skala campaign dan pengembangan bisnis yang luar biasa.