Tarik napas dalam-dalam. Buka Instagram kalian. Ketuk menu pencarian, lalu ketik nama kompetitor bisnis yang paling kalian benci. Periksa berapa banyak engagement yang mereka punya.
Kalian mungkin sudah mengetahuinya sejak lama.
Meski begitu, kamu punya beberapa opsi untuk menyikapi ini.
Kamu bisa:
a) Mengabaikannya. Tidak ada gunanya juga terus menerus melihat brand lain yang memang sudah lebih dulu populer
b) Dengki. Kalian merasa kalau brand tersebut memang pantas menerima semua kedengkian dan pikiran negatif darimu.
c) c̶o̶n̶t̶e̶k̶, Terinspirasi. Cari tahu apa yang membuat mereka populer dan disukai masyarakat. Serta pikirkan bagaimana caranya kamu bisa menggunakan strategi yang serupa atau malah lebih baik untuk brand kamu.
Perlu kalian tahu, kompetitor kalian juga mungkin sudah memata - matai kalian selama ini. Atau mungkin malah menggunakan kalian untuk mempromosikan diri mereka.
Ada banyak contoh tentang brand yang melakukan perang suci terhadap kompetitornya dengan menjelek - jelekan produk / layanan kompetitor pada Ads yang beredar. Trik ini bisa dibilang efektif, karena faktanya dengan strategi tersebut, brand bisa meningkatkan penjualan dari orang - orang yang terlibat. Jadi sebelum diserang oleh kompetitor, kenapa tidak menyerang duluan? 🙂
Tentunya strategi tersebut memiliki resiko yang tinggi karena hal tersebut termasuk ke dalam black campaign yang tentunya melanggar hukum.
Maka dari itu, ada cara kedua, yang tentunya aman, dalam memanfaatkan media sosial untuk mengalahkan kompetitor, yaitu hanya dengan memantau aktivitas media sosial kompetitor kalian atau yang juga dikenal dengan istilah social media monitoring. Pantau dan analisis insight yang bisa membantu perkembangan bisnis kalian. Lakukan hal ini secara rutin.
BACA JUGA : Apa itu Social Listening dan Mengapa Ini Penting untuk Mengembangkan Usaha?
YouTube, Facebook, TikTok, Instagram, Twitter — ada banyak sekali media sosial di zaman ini. Cari tahu platform media sosial mana saja yang kompetitor kalian sudah singgahi. Jumlah platform yang mereka singgahi menunjukkan sejauh mana strategi marketing mereka. Platform yang paling sering mereka gunakan menunjukkan audiens seperti apa yang menjadi prioritas mereka. Misalnya mereka paling sering menggunakan Instagram - mayoritas pengguna Instagram adalah wanita berumur 18 - 24 tahun - Ini berarti target utama mereka adalah seorang wanita yang sedang berkuliah atau baru memulai karirnya di dunia kerja.
Kalau belum bisa memutuskan platform mana yang akan kalian gunakan untuk menghabiskan budget marketing kalian (pastinya kita semua menghadapi kesulitan ini, bukan?) Biarkan kompetitor kalian bereksperimen, tunggu hasil dari eksperimen tersebut, dan cari tahu platform mana yang paling efektif.
Setelah mengetahui pasar seperti apa yang mereka targetkan, saatnya untuk mencari tahu seberapa sukses mereka di pasar - pasar tersebut. Jangan keliru, Bukan jumlah followers yang harus kalian perhitungkan, tapi jumlah engagement-nya. Berapa banyak share dan komentar pada postingan - postingan yang mereka unggah.
Apa sih yang bisa kalian dapat dari memantau engagement ini? Banyak. Mulai dari mengetahui seberapa suksesnya social media marketing mereka, ide konten yang memancing interaksi dengan pengguna lain, seberapa responsif mereka dalam menanggapi respon dari audiens mereka, hingga mengetahui jam aktif media sosial mereka.
Catat semua aspek yang menurut kalian patut kalian tiru!
Kalian harus tahu apa yang diposting kompetitor di media sosial karena sejumlah alasan. Pertama, seperti yang kita tahu, kita bisa kapan saja kehabisan ide konten.
Tentu saja, menyalin konten orang lain itu adalah cara yang salah. Namun, kalian bisa mengambil ide topik yang sama dan mengolahnya menjadi konten baru versi kalian. Dengan begitu mungkin kalian jadi bisa melihat celah dari konten tersebut dan membuatnya jadi lebih baik. Kedua, analisis postingan - postingan populer kompetitor kalian. Apakah postingan - postingan tersebut adalah hal - hal yang kontroversial, relevan, lucu, atau lain sebagainya. Atau mungkin bukan kontennya yang membuat orang - orang engage dengan mereka?
Sekarang kalian sudah tahu dimana audiens mereka berkumpul dan berapa banyak engagement yang mereka punya di masing - masing platform. Untuk hasil yang lebih optimal, cari tahu apa yang sebenarnya audiens mereka katakan tentang mereka. Apakah mereka memuji fitur - fitur yang tidak ada di produk kalian? Atau justru mengeluhkan beberapa hal yang produk atau brand kalian bisa selesaikan?
Cari influencer yang pernah mengkontenkan produk mereka dan hubungi. Kemungkinan besar, mereka akan tertarik dengan produk kalian, terutama jika produk kalian memiliki keunggulan penting yang tidak bisa ditemukan di produk kompetitor.
Namun sekarang ini, kalian sudah tidak perlu melakukan hal ini lagi untuk mencari influencer yang tepat untuk produk kamu. Karena dengan Slice, kalian bisa dengan mudah mencari influencer sesuai dengan kriteria kalian. Apakah itu seorang remaja perempuan yang membuat konten di bidang fashion / beauty, apakah seorang pria dewasa yang membuat konten seputar kehidupan perkantoran, segala jenis influencer / konten kreator yang kamu mau dapat kamu temukan dengan mudah di dalam platform ini.
Kalian pasti tidak ingin mendengar klien kalian mengatakan jika produk kompetitor kalian memiliki fitur yang sama persis dengan produk kalian. Semakin dalam analisis yang kalian lakukan, akan semakin mudah juga untuk menemukan hal yang membuat produk kita bisa lebih stand out dibandingkan produk kompetitor.
Sulit untuk menyembunyikan apapun di dunia maya. Segala hal, mulai dari jumlah mention, hingga keluhan dan pujian yang datang ke akun kompetitor kalian akan memberikan kalian informasi mengenai kekuatan dan juga kelemahan mereka. Dengan begitu kalian bisa mengembangkan produk kalian, menyesuaikan campaign iklan, dan membuat strategi marketing yang efektif.
Strategi kalian terbentuk dari apa yang telah dilakukan oleh kompetitor. Sempurnakan strategi tersebut untuk membuatnya menjadi lebih efektif berdasarkan apa yang telah kalian pelajari. Bisnis kecil harus menawarkan pendekatan yang unik dan personal, bukan pendekatan yang umum dan impersonal.
Memantau aktivitas kompetitor di media sosial bukanlah hal yang membuang - buang waktu. Kalian pasti akan selalu menemukan insight baru yang dapat membantu perkembangan bisnis kalian jika melakukannya dengan rutin. Bahkan jika upaya - upaya yang dilakukan kompetitor terlihat sama persis dengan apa yang telah kalian lakukan.