Digital Marketing
July 8, 2024

9 Tren Konten untuk Pemasaran di Tahun 2024

                   

Sumber gambar: Freepik

         

Content marketing selalu berubah. Ini bukan sesuatu yang bisa kamu atur atau lupakan, terutama di era ketika semua aktivitas marketing menjadi serba digital. Konten telah menjadi kunci dari brand, lead generation, dan bahkan kampanye penjualan, melalui channel organik maupun berbayar, terutama karena satu hal: efektivitasnya.

Dengan lebih banyak akses ke data dan pemahaman yang lebih baik dari preferensi pembeli, kamu mungkin ingin menyesuaikan strategi content marketing-mu. Bagi kalian yang sedang mencari konten apa yang berkinerja baik, dan apa yang akan menjadi populer dalam tren content marketing, berikut ulasannya.

1. Konten Personalisasi

Dengan pelanggan yang lebih tech-savvy, kamu perlu cara yang lebih canggih untuk berkomunikasi, yakni dengan konten yang dapat berbicara kepada audiens pada tingkat personal. Hal ini penting, karena ekspektasi dan apa yang ingin pembeli ketahui adalah kunci keberhasilan konten.

Personalisasi juga menawarkan keunggulan terhadap kompetisi. Sebuah studi oleh Demand Gen, menemukan peningkatan 20% terhadap peluang penjualan ketika brand menggunakan pendekatan personalisasi pada lead generation.

Personalisasi hampir sepenuhnya tergantung pada data. Jadi, semakin banyak data tentang pelanggan, semakin besar kesempatan untuk membuat pesan yang efektif. Kamu harus memutuskan jenis informasi apa yang kamu butuhkan, termasuk demografi, prioritas, preferensi, dan bagaimana informasi tersebut relevan dengan apa yang kamu tawarkan.

Jangan mulai dengan banyak data sekaligus. Jika kamu mendapatkan nama dan alamat email dari satu konten, itu adalah awal yang bagus. Data tambahan dapat ditemukan melalui tools pihak ketiga, dan kamu akan tahu topik mana yang menarik prospek tersebut.

Di tahun 2024, tren konten yang dipersonalisasi masih berlanjut. Masyarakat senang berinteraksi dengan orang lain, bukan dengan brand yang "tidak berjiwa". Itu sebabnya brand kini mengadopsi pendekatan yang lebih personal dan memulai percakapan dalam konten mereka, yang mencerminkan interaksi manusia. Berikut contohnya:

  • Membuat konten yang mengungkapkan pengalaman, kebutuhan, dan emosi audiens, seolah-olah berasal dari teman atau penasihat terpercaya.
  • Mendorong dialog dua arah, seperti menjalankan survei dan diskusi di media sosial, atau membuat acara online berbasis komunitas.
  • Berbagi pengalaman karyawan atau kisah sukses untuk menunjukkan kesibukan orang - orang yang bekerja di balik layar brand untuk memecahkan masalah yang dihadapi pelanggannya.
  • Menggunakan marketing automation untuk membuat konten yang disesuaikan untuk berbagai segmen pelanggan.

Tujuannya adalah membuat brandmu terasa lebih manusiawi dan relevan. Dengan demikian, kalian bisa membangun brand yang dapat diandalkan pelanggan untuk memecahkan masalah mereka. Ini harus menjadi pendorong utama dalam pembuatan strategi content marketing-mu di tahun 2024.

2. Temukan Niche yang Tepat

Tak peduli di bidang apa kalian bekerja, kemungkinan akan ada content saturation. Ini berarti sebagian besar perusahaan di industri tersebut menerbitkan konten serupa, dan akan semakin sulit untuk meningkatkan peringkat organik untuk kata kunci (keywords) tersebut.

Untuk mengatasinya, beberapa brand menargetkan niche yang sangat sempit untuk menarik pembeli yang lebih spesifik. Menemukan niche ini harus dilakukan dengan menganalisa layanan dan produk yang kalian tawarkan.

3. Konten yang Beragam

                   

berbagai jenis konten untuk pemasaran
                                                                                                                                                                                                                                                                                   

Pengguna akan bosan kalau kamu hanya menampilkan satu jenis konten. Maka dari itu, sebaiknya website kalian menggunakan berbagai jenis konten yang berbeda, baik itu infografis, galeri, video, podcast, atau lainnya.

Ya, ini artinya kamu harus mendiversifikasi keahlianmu (dan mungkin tim kamu). Jika kamu mendiversifikasi pembuatan konten, kamu tidak perlu terlalu repot untuk membuat konten baru. Kamu bisa mengambil konten yang telah terbukti berhasil di satu media untuk diposting di di media lainnya.

Perlu kamu ingat bahwa konten pendek lebih cocok untuk generasi milenial, generasi dengan pembeli terbanyak. Menurut studi Demand Gen, generasi milenial lebih menyukai konten video dan infografis untuk membantu mereka mengambil keputusan dibandingkan jenis konten lainnya. Format ini penuh warna, menceritakan sebuah kisah, dan menyertakan gerakan.

4. Repurposing Content

Konten yang bagus adalah konten yang selalu menarik. Konten yang tidak memiliki tanggal kedaluwarsa dan dapat digunakan berulang kali untuk menghasilkan ROI yang lebih baik, dibandingkan konten sewaktu - waktu yang hanya relevan selama beberapa minggu atau bulan.

Semakin lama kamu bisa mempromosikan suatu konten, semakin banyak orang yang melihatnya, dan semakin banyak nilai yang diberikannya. Repurposing atau recycle berarti mengambil konten yang sudah ada dan memberinya nuansa baru dengan mengadaptasi dan memperbaruinya untuk berbagai platform dan format.

Misalnya, ubah kutipan terpenting menjadi postingan X, rangkum artikel dalam video TikTok yang menarik, atau bahkan ubah desain ke format PDF yang fresh dan dapat diunduh maupun dipromosikan ke email list kamu. Kamu juga bisa menjadikannya sesi podcast dengan tamu istimewa, kemudian ambil transkripnya, edit, dan terbitkan sebagai artikel di blog.

BACA JUGA: Panduan Lengkap Bikin Podcast Ala Podkesmas

5. Video

Video adalah tren content marketing utama dari tahun ke tahun. Itu karena konsumen di mana-mana tidak pernah merasa cukup dengan video. Mereka terus menonton dan engage dengan konten video, sehingga terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti yang dilaporkan dari Customer Journey Study Slice, 74% masyarakat umum menonton video buatan influencer.

6. UGC

UGC (User Generated Content) telah menjadi andalan konten untuk pemasaran e-commerce. Bahkan menurut riset TurnTo, konten UGC mempengaruhi 90% keputusan pembelian masyarakat. Itu jumlah yang banyak dan itulah sesuatu yang harus kamu manfaatkan. Bagaimana kamu bisa melakukannya? Dengan menciptakan potensi bagi penggunamu untuk membuat konten mereka sendiri dan dibagikan di website-mu.

Marketing yang memanfaatkan konten UGC akan mendapatkan banyak keuntungan, yang diantaranya:

  • Selama sebagian besar memberikan ulasan yang positif, maka pendatang baru akan terkesan.
  • Ini akan memberi penggunamu perasaan bahwa mereka didengarkan dan diperhatikan.
  • Ini akan menciptakan sebuah komunitas.
  • Ini akan memberi kamu konten gratis yang bernilai tinggi.

Dengan kata lain, konten UGC adalah cara luar biasa untuk menarik pemirsa lebih dalam ke websitemu, dengan memberi mereka konten baru yang sangat mereka minati dan mungkin mereka percayai. Terlebih lagi, begitu orang-orang membicarakan produkmu, mereka akan menyebarkan ke teman - temannya. Dnegan begitu brand exposure yang kamu dapatkan semakin tinggi.

BACA JUGA: Cara Merancang dan Menjalankan Kampanye UGC Marketing Pertamamu

7. Influencer Marketing

Influencer marketing telah menjadi saluran pemasaran yang sangat efektif bagi brand. Mereka lebih mengandalkannya daripada saluran pemasaran lainnya. Faktanya, Slice menemukan bahwa 66% Gen Z dan milenial melakukan sebagian besar pembelian berdasarkan rekomendasi media sosial dan influencer.

Inti dari influencer marketing akan tetap sama. Perbedaannya terletak pada cara brand menggunakannya. Brand kini tampaknya beralih dari kuantitas ke kualitas. Untuk mengubah influencer marketing-mu, kamu perlu menentukan kriteria influencer yang akan bekerja dengan brand-mu. Kemudian buat kampanye yang menargetkan para influencer ini untuk menarik perhatian mereka. Terus lakukan ini dan kembangkan hubungan dengan mereka yang merespons. Lacak performanya setelah kamu melakukan influencer marketing campaign dengan influencer tersebut untuk memastikan efektivitas investasi tersebut.

BACA JUGA: Influencer Marketing Report Template – Mengukur Efektivitas Campaign

8. Kata-kata Tertulis

Tentu saja, TikTok  dan Instagram memang keren dan menarik, tetapi sebagian besar konten untuk pemasaran masih bergantung pada tulisan. Sayangnya, sebagian besar marketer tidak pernah dilatih dalam seni dan ilmu menulis. Inilah sebabnya mengapa tahun ini mungkin menjadi tahun ketika aspek teknis penulisan akhirnya diakui sebagai hal yang penting dan ketika jasa content writer dan manajemen blog akhirnya mendapatkan perhatian yang layak.

9. Content Marketing yang Didukung AI

Content marketing berbasis AI (Artificial Intelligence) mungkin merupakan tren terbesar dan paling memberikan dampak. Perubahan algoritma penelusuran akan lebih mementingkan konten berdurasi panjang dan penelusuran semantik.

Knowledge Graph Google, misalnya, membantu penelusuran pengguna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik terutama untuk keyword panjang (long tail keyword). Google membawa ini ke tingkat lanjut dengan menggunakan AI yang memfasilitasi pencocokan yang lebih baik dengan permintaan pencarian menggunakan algoritma RankBrain-nya.

Tren content marketing AI yang pertama dan mungkin paling jelas adalah peningkatan skala pembuatan konten. Tidak peduli seberapa terampil seorang penulis ataupun desain grafis, mereka memiliki kapasitas terbatas untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi. AI dapat menghasilkan konten dengan lebih cepat, namun untuk konten tulisan, AI juga memiliki kelemahan, yaitu bersifat repetitif, tidak orisinal, dan sekadar mengolah konten "baru" berdasarkan konten yang sudah ada.

Tidak disarankan untuk hanya menggunakan konten mentah yang dihasilkan oleh AI. Konten yang bagus harus memiliki sentuhan manusiawi. Gunakan AI untuk hal-hal seperti bertukar pikiran secara kreatif dan mengembangkan kerangka artikel. Asalkan digunakan dengan benar, penulis terampil dengan AI dapat bekerja lebih cepat dan lebih cerdas dibandingkan tanpa AI, dan menghasilkan lebih banyak konten dalam waktu lebih singkat.

BACA JUGA: Tips, Trik, dan Rekomendasi AI untuk Konten Kreator

AI juga dapat meningkatkan ROI pemasaran konten dengan membantu kamu menganalisis sejumlah besar data dari berbagai sumber. Sebelum AI, kamu harus menyisir data dari search engine, media sosial, dan pesaing secara manual untuk menemukan keyword dan topik yang relevan. Sekarang, hanya butuh beberapa klik. Kamu bahkan dapat meminta AI untuk mengisi kalender konten dengan ide konten terbaik dan waktu posting optimal untuk masing-masing saluran. Dengan AI menangani tugas-tugas ini, kamu dapat menginvestasikan sumber daya di tempat lain.

Bidang lain di mana content marketing dapat memanfaatkan bantuan AI adalah SEO. Yang keren adalah bahwa ia bekerja untuk semua aspek SEO - on-page, off-page, dan teknis. Sebagai contoh, kamu dapat meminta AI untuk menganalisis kepadatan keyword pada artikelmu. Atau kamu dapat memintanya untuk menemukan prospek link relevan yang akan menguntungkan jika memberimu backlink. Di sisi SEO teknis, AI dapat membantumu menemukan dan memperbaiki kesalahan teknis seperti tautan rusak dan 404 error, dan menyarankan cara untuk meningkatkan metrik performa seperti page speed.

Kesimpulan

Pada tahun 2024, kita melihat tren berkelanjutan pada konten klasik seperti video content marketing dan konten yang dipersonalisasi, serta tren baru seperti pembuatan dan otomatisasi konten AI. Lama atau baru, kamu sebenarnya tidak harus menerapkan semua strategi content marketing ini sekaligus. Tetapi teruslah mengikuti perkembangan apa yang ada dan memungkinkan bagi kamu. Ini akan membantu kamu membuat strategi konten untuk pemasaran yang lebih kuat serta yang terbaik dengan sumber daya dan anggaran yang kamu miliki saat ini.        

     

 

Slice Icon
Connect With Us!
(*) required
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.