Dalam era digital yang semakin maju, bentuk dan format konten juga mengalami evolusi. Salah satu trend baru yang sedang naik daun adalah video vertikal. Lalu, apakah itu video vertikal dan bagaimana format video ini mengubah landscape marketing?
Bagaimana Membuat Video Vertikal yang Efektif?
Video vertikal adalah video yang menampilkan konten dalam format portrait, dimana sangat cocok untuk para pengguna smartphone atau mobile. Sebuah studi dari Postcron, 91% orang memegang smartphone dengan vertikal, termasuk saat menonton video. Bahkan menariknya, mereka mengkonsumsi video horizontal secara vertikal.
Masyarakat Indonesia sekarang lebih sering mengakses konten melalui perangkat mobile daripada komputer atau laptop. Dalam penggunaan sehari-hari, perangkat mobile lebih sering digunakan dalam posisi vertikal. Ini menjadikan video vertikal sebagai format yang lebih alami dan nyaman untuk ditonton.
Tak heran jika semakin banyak inovasi perusahaan digital lebih fokus pada format vertikal, istilahnya “mobile-first”. Contoh mudahnya adalah sosial media seperti Tiktok, Instagram dan Facebook. Bahkan akhir-akhir ini, YouTube juga mengembangkan video short berformat video vertikal.
Sejarah video vertikal tidak lepas dari perkembangan media sosial dan teknologi smartphone. Sebelum media sosial menjamur seperti sekarang ini, mayoritas orang menonton video dalam format landscape. Sebut saja waktu menonton TV atau bioskop. Trend itu lalu diadopsi oleh YouTube di tahun 2005. Saat itu, YouTube begitu populer dengan video landscape dan square-nya. Otomatis, para kreator video membuat video dengan format itu sebagai standar industri.
Metode ini berlanjut bahkan sampai sekarang untuk beberapa orang. Katakan saat menonton konser musik. Alasannya tak lain adalah format video landscape cocok banget untuk dinikmati di layar laptop atau tablet. Jika direkam dengan vertikal, maka banyak sisi kosong di kanan dan kiri yang menyebabkan video itu kurang nyaman dilihat pada device tersebut.
Seiring berkembangnya media sosial, trend format video mulai bergeser. Lebih banyak orang menggunakan video vertikal untuk diupload ke sosial media. Tentu karena video landscape akan terlihat kecil saat dilihat di sosial media.
BACA JUGA : Ukuran Video untuk Setiap Media Sosial
Format ini mampu menarik perhatian penonton dengan lebih efektif dan meningkatkan keterlibatan mereka. Penonton tidak perlu lagi memutar perangkat mereka untuk menonton video dengan layar penuh.
Video vertikal memanfaatkan seluruh ruang layar perangkat mobile, sehingga penonton mendapatkan pengalaman menonton yang lebih maksimal.
Dengan semakin banyaknya platform yang mendukung video vertikal seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, video vertikal menjadi semakin populer dan diterima oleh masyarakat.
Instagram, misalnya, meluncurkan fitur IGTV yang mendukung format video vertikal. YouTube merilis fitur YouTube Shorts untuk meningkatkan interaksi pengguna dengan video pendek dengan format portrait.
Dengan alasan inilah, video vertikal tidak hanya memberikan benefit untuk sosial media saja, tetapi juga dalam dunia marketing. Banyak bisnis yang sudah membuktikan bahwa performa kampanye marketing mereka jauh lebih sukses dengan vertical video, terutama dalam metrik views dan interaksi. Bahkan penelitian dari Financial Express menunjukkan kampanye video vertikal memiliki completion rate hingga 9 kali lebih besar dari video biasa.
Salah satu perusahaan yang sukses memanfaatkan efektivitas video vertikal diantaranya adalah Domino’s Pizza. Domino’s selalu menyesuaikan konten - konten TikTok mereka dengan trend yang sedang terjadi di TikTok. Mengkombinasikan video vertikal dengan trend yang sedang naik daun merupakan hal yang cerdas untuk memaksimalkan hasil, terutama jika kalian menargetkan audiens kaum muda .
Masing-masing sosial media punya dimensi video yang berbeda loh. Artinya, kamu harus menyesuaikan dimensi video dengan sosial media yang kamu target.
Untungnya, beberapa sosial media seperti Facebook dan Instagram sudah memberikan rekomendasi dimensi yang pas buat audience mereka.
Garis besarnya, ukuran yang paling pas untuk video vertikal adalah 16:9. Kalau resolusinya, minimal 720 pixel ya, tapi lebih direkomendasikan 1080 pixel jika kamu mau hasil export yang bagus.
Tahukah kamu kalau mayoritas orang menonton video di sosial media tanpa suara? Bahkan hasil report dari Digiday, 85% orang menonton video di Facebook tanpa suara. Itulah kenapa default video di sosial media diputar dalam keadaan mute.
Menambah caption di konten video kamu tidak hanya menambah pengalaman audience saja, tapi juga sangat berguna untuk SEO YouTube.
Singkatnya, kamu perlu mencoba untuk membuat konten video tanpa audio. Lalu bandingkan hasilnya dengan video yang kamu record dengan suara.
Sebagai pengguna media sosial, kamu pasti sering skip-skip konten jika beberapa detik pertama tidak menarik buat kamu, ya kan? Hal ini juga berlaku untuk audience kamu.
Dengan mengetahui fakta ini, tentunya kamu harus menampilkan value di video kamu secepat mungkin. Jika gagal dalam detik-detik pertama, maka video kamu tidak akan dilihat. Artinya, kampanye video yang kamu lakukan tidak akan efektif.
Storytelling udah terbukti selama beberapa tahun sebagai salah satu kampanye marketing yang sangat sukses. Kenapa? Karena storytelling bisa menarik perhatian audience, apapun medianya.
Pertanyaannya, bagaimana cara membuat storytelling yang bagus? Tyler Lessard, VP Marketing Vidyard, bilang kalau storytelling yang bagus mengandung 4E, yaitu:
Sering banget kan melihat user tiktok live streaming jualan produk mereka? Bukan hanya di platform tiktok, marketplace seperti Shopee pun juga mengadopsi trend ini.
Meski sudah tidak ada social distancing, Live Streaming masih menjadi primadona karena interaksi secara langsung yang dapat meningkatkan penjualan. Disamping interaksi secara langsung, Live Streaming juga punya beberapa benefit, yaitu:
Kamu tahu sendiri kan perkembangan yang luar biasa dari sosial media? Tidak jauh-jauh, lihat saja Tiktok yang sekarang sudah mencapai 100 juta download hanya dalam kurun waktu beberapa tahun.
Artinya, jika kamu menjadi early adopter di media sosial yang baru, peluang kamu besar untuk terkenal saat platform tersebut terus berkembang. Syaratnya, kamu harus tetap konsisten untuk menghidupkan konten kamu di platform itu.
Video vertikal adalah trend baru dalam dunia digital yang menawarkan banyak keuntungan, baik untuk pembuat konten maupun penonton. Dengan memahami tujuan dan teknik pengambilan gambar yang tepat, kamu bisa membuat video vertikal yang efektif dan menarik.
Apa itu video vertikal?
Video vertikal adalah format video yang orientasinya vertikal, bukan horizontal seperti video tradisional.
Mengapa video vertikal populer?
video vertikal populer karena format ini lebih nyaman untuk ditonton di perangkat mobile yang biasanya digunakan dalam posisi vertikal.
Platform apa yang mendukung video vertikal?
Beberapa platform yang mendukung video vertikal antara lain Instagram (IGTV), TikTok, dan Snapchat.
Bagaimana cara membuat video vertikal yang menarik?
Untuk membuat video vertikal yang menarik, kamu perlu memahami tujuan video kamu dan menggunakan teknik pengambilan gambar yang tepat.
Apakah video vertikal efektif untuk pemasaran?
Ya, video vertikal efektif untuk pemasaran karena dapat menarik perhatian penonton dengan lebih baik dan meningkatkan keterlibatan mereka.